Selasa, 18 September 2012

2. Raden Paku di buang ke laut


        Setelah beberapa waktu lamanya, Sang Dewi Kasiyan pun hamil. Ketika sudah tiba sa’atnya, ia pun melahirkan seorang bayi laki-laki berwajah rupawan, bercahaya cemerlang, tapi sayang, sang ibu pun (Dewi Kasiyan) kemudian mangkat (meninggal dunia). Begitu sang Dewi meninggal dunia, Sang Prabu memerintahkan kepada patih untuk membuang sang bayi, karna ternyata berpengaruh panas. Dan Patih di perintahkan untuk membuang bayi itu ke laut, d Ketika itu ada seorang saudagar berlayar dengan perahu berjalan sangat lamban tidak seperti biasanya dan kebetulan lewat di tempat tersebut. Si saudagar berpikir dan berkata pada rekan-rekannya yang berada di dalam perahu tersebut, mengapa hal itu bisa terjadi ? Dan di antara mereka menjawab, bahwa hal itu tidak sewajarnya. Ki saudagar pun naik ke tangga perahu, untuk melihat apa sesungguhnya yang sedang terjadi. Di sebelah tenggara di atas air laut, Saudagar melihat sebuah sinar terang, dan ia pun memerintahkan kepada anak buahnya untuk mendekati cahaya itu, dan setelah cukup dekat, terlihat sebuah beranda, dan di angkatlah beranda itu ke atas perahu, dan tidak di bukanya beranda tersebut. Dan karna kehendak Ki Saudagar, ia dan perahunya akan kembali ke Tandes (Gersik). Tidak seberapa lama, perahu pun tiba di pantai pelabuhan, kemudian memberi tanda, dengan membunyikan meriam tiga kali itu sudah merupakan kebiasaan, sebagai tanda ada perahu yang berlabuh.    

                      Terlihatlah Nyai Ageng Tandes sedang duduk-duduk bersama para pembantunya, mendengar suara tanda itu (perahu berlabuh), tak lama kemudian Saudagar itu pun tiba di hadapan Nyai Ageng Tandes, Nyai Ageng Tandes pun bertanya, “ Kenapa kau datang lebih awal, tidak seperti biasanya ?” Saudagar pun menjawab, “mohon ma’af Nyai, di tengah perjalanan, di tengah laut, perahu yang kita tumpangi tidak bisa berjalan dengan cepat, dan ternyata, aku menemukan beranda ini, mungkin inilah penyebabnya”.. jawab Saudagar, sambil menyerahkan beranda itu ke pada Nyai Ageng Tandes. Nyai Ageng Tandes sangat heran, lalu di ambil beranda tersebut dan di bukanya, dan ternyata isi beranda itu adalah seorang bayi. Di ambillah bayi tersebut oleh Nyai Ageng Gersik dan di rawatnya. Sang bayi berwajah tampan, sinar wajahnya berseri-seri. Bahkan Nyai Ageng pun mengira, bahwa anak itu bukan keturunan orang biasa, boleh jadi keturunan raja. Maka di rawatlah anak itu dengan sebaik-baiknya, dan di beri nama Raden Paku.               Setelah berumur 7 tahun, Raden Paku  kelihatan semakin rupawan, Nyai Ageng Tandes pun sangat menyayanginya dan di akui seperti anak kandungnya sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar