Rabu, 17 Oktober 2012

5. Raden Paku Menikahi Putri Sunan Bungkul


 Suatu hari Raden Paku mengajak pembantunya yang bernama Aburerah  berjalan-jalan untuk melihat permandangan di sekitarnya, dan sampailah ia di sebuah sungai, dengan tidak sengaja kaki Raden Paku menginjak buah delima, lalu di ambilnya, setelah jelas buah delima itu masak, kemudian dia berkata kepada pembantunya yaitu Aburerah:”Paman, tolong cari pemilik buah delima ini, siapa orangnya, dan tanyakan juga, berapa harga buah ini, karna saya akan beli dan saya makan.” Aburerah langsung pergi untuk mengetahui siapa pemilik buah delima tersebut, dengan cara menyusuri tepian sungai. Beberapa sa’at kemudian, Aburerah menemukan sepohon buah delima di tepi jalan dekat sungai, tetapi pohon delima itu tidak ada buahnya sama sekali, kemudian Aburerah mendekati pohon itu dan dengan cermat mengamatinya, dan akhirnya Aburerah mendapati tangkai yang memang bekas buah delima yang baru saja di petik. Kemudian Aburerah mencocokan buah delima yang di bawanya, dan ternyata cocok dan bisa melekat kembali. Lalu Aburerah menemui pemilik pohon delima itu.

Pemilik buah delima itu ternyata seorang ulama yang bernama Kanjeng Sunan Bungkul, ketika itu dia sedang duduk di beranda rumah. Lalu Aburerah menghampirinya dan berkata:”Mohon ma’af sebelumnya Kyai, atas kelancangan saya, maksud kedatangan saya kerumah Kyai, karna saya di perintahkan oleh  gusti tuan ku untuk menanyakan tentang buah delima ini, yang di temukan oleh gusti tuan ku  di pinggir sungai, dan gusti tuan ku sangat ingin memakan buah delima ini, kiranya Kyai mau menjualnya, dan berapakah tuan ku harus membayar?” kemudian Kanjeng Sunan Bungkul menjawab:”Ya, ketahuilah, sesungguhnya buah delima itu aku jadikan sarana saimbara, barang siapa lelaki yang menemukannya, maka akan ku jadikan pasangan hidup putriku. Segera kasih tahu kepada tuanmu, bahwa dia akan ku jadikan menantuku, setelah itu katakan pula kepada Kanjeng Sunan Ampel, lekas pulanglah sekarang.!” Itulah yang di katakan Kanjeng Sunan Bungkul, kepada Aburerah (pembantu Raden Paku).

Aburerah kemudian mohon diri, langkahnya tergesa-gesa menemui gusti tuannya untuk segera menyampaikan segala perintah Kanjeng Sunan Bungkul. Setelah  Aburerah bertemu dengan tuannya dan menyampaikan pesan Kanjeng Sunan Bungkul maka Raden Paku sangat heran dan tidak menyangka sama sekali bahwa ia akan menemui hal seperti itu, Ia pun bersyukur kepada  Allah. Kemudian Raden Paku memerintahkan Aburerah, untuk menemui Kanjeng Sunan Ampel untuk menceritakan asal mula penemuan Raden Paku itu, serta menyampaikan pesan Raden Paku untuk merestui pernikahannya dengan putri Kanjeng Sunan Bungkul. Setelah mendengar semua cerita Aburerah, Kanjeng Sunan Ampel tersenyum dan berkata:”Aku merestui rencana pernikahan Raden Paku, Tapi akan lebih baik, Raden Paku pulang dulu ke Tandes untuk mohon restu kepada ibunya”. Aburerahpun mohon pamit, dan langsung menemui tuannya, untuk menyampaikan semua pesan Kanjeng Sunan Ampel.

Setelah Raden Paku menerima pesan dari Sunan Ampel, Raden Paku pun langsung pulang ke Tandes sendirian, setelah sampai di Tandes, Raden Paku Langsung menemui ibunya dan menyampaikan semua keinginannya untuk menikahi putri Sunan Bungkul. Setelah mendapat restu dari ibunya diapun (Raden Paku) mohon pamit pulang, dan langsung menuju Ampel Delta, dan di Ampel Delta itulah akhirnya pernikahan Raden paku dan putri Sunan Bungkul di langsungkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar