Suatu hari Raden Paku mengajak pembantunya
yang bernama Aburerah berjalan-jalan
untuk melihat permandangan di sekitarnya, dan sampailah ia di sebuah sungai, dengan
tidak sengaja kaki Raden Paku menginjak buah delima, lalu di ambilnya, setelah
jelas buah delima itu masak, kemudian dia berkata kepada pembantunya yaitu
Aburerah:”Paman, tolong cari pemilik buah delima ini, siapa orangnya, dan
tanyakan juga, berapa harga buah ini, karna saya akan beli dan saya makan.”
Aburerah langsung pergi untuk mengetahui siapa pemilik buah delima tersebut,
dengan cara menyusuri tepian sungai. Beberapa sa’at kemudian, Aburerah
menemukan sepohon buah delima di tepi jalan dekat sungai, tetapi pohon delima
itu tidak ada buahnya sama sekali, kemudian Aburerah mendekati pohon itu dan
dengan cermat mengamatinya, dan akhirnya Aburerah mendapati tangkai yang memang
bekas buah delima yang baru saja di petik. Kemudian Aburerah mencocokan buah
delima yang di bawanya, dan ternyata cocok dan bisa melekat kembali. Lalu
Aburerah menemui pemilik pohon delima itu.
Pemilik buah delima itu ternyata
seorang ulama yang bernama Kanjeng Sunan Bungkul, ketika itu dia sedang duduk
di beranda rumah. Lalu Aburerah menghampirinya dan berkata:”Mohon ma’af sebelumnya
Kyai, atas kelancangan saya, maksud kedatangan saya kerumah Kyai, karna saya di
perintahkan oleh gusti tuan ku untuk
menanyakan tentang buah delima ini, yang di temukan oleh gusti tuan ku di pinggir sungai, dan gusti tuan ku sangat
ingin memakan buah delima ini, kiranya Kyai mau menjualnya, dan berapakah tuan
ku harus membayar?” kemudian Kanjeng Sunan Bungkul menjawab:”Ya, ketahuilah,
sesungguhnya buah delima itu aku jadikan sarana saimbara, barang siapa lelaki
yang menemukannya, maka akan ku jadikan pasangan hidup putriku. Segera kasih
tahu kepada tuanmu, bahwa dia akan ku jadikan menantuku, setelah itu katakan
pula kepada Kanjeng Sunan Ampel, lekas pulanglah sekarang.!” Itulah yang di
katakan Kanjeng Sunan Bungkul, kepada Aburerah (pembantu Raden Paku).
Aburerah kemudian mohon diri,
langkahnya tergesa-gesa menemui gusti tuannya untuk segera menyampaikan segala
perintah Kanjeng Sunan Bungkul. Setelah
Aburerah bertemu dengan tuannya dan menyampaikan pesan Kanjeng Sunan
Bungkul maka Raden Paku sangat heran dan tidak menyangka sama sekali bahwa ia
akan menemui hal seperti itu, Ia pun bersyukur kepada Allah. Kemudian Raden Paku memerintahkan
Aburerah, untuk menemui Kanjeng Sunan Ampel untuk menceritakan asal mula
penemuan Raden Paku itu, serta menyampaikan pesan Raden Paku untuk merestui
pernikahannya dengan putri Kanjeng Sunan Bungkul. Setelah mendengar semua
cerita Aburerah, Kanjeng Sunan Ampel tersenyum dan berkata:”Aku merestui
rencana pernikahan Raden Paku, Tapi akan lebih baik, Raden Paku pulang dulu ke
Tandes untuk mohon restu kepada ibunya”. Aburerahpun mohon pamit, dan langsung
menemui tuannya, untuk menyampaikan semua pesan Kanjeng Sunan Ampel.
Setelah Raden Paku menerima pesan
dari Sunan Ampel, Raden Paku pun langsung pulang ke Tandes sendirian, setelah
sampai di Tandes, Raden Paku Langsung menemui ibunya dan menyampaikan semua
keinginannya untuk menikahi putri Sunan Bungkul. Setelah mendapat restu dari
ibunya diapun (Raden Paku) mohon pamit pulang, dan langsung menuju Ampel Delta,
dan di Ampel Delta itulah akhirnya pernikahan Raden paku dan putri Sunan
Bungkul di langsungkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar